PENA24JAM.COM, TANAH JAWA – Laporan Kepala Puskesmas Tanah Jawa, dr Widya Stuty Saragih di Polres Simalungun terkait dugaan surat kesehatan (sukes) dipalsukan, memasuki babak babak baru.
Informasi dihimpun, penyidik Unit Idik II Sat Reskrim Polres Simalungun mulai memanggil terlapor, Dian Faqih Rizki untuk diperiksa dan dimintai keterangan.
Pemanggilan terhadap, Dian Faqih Rizki dijadwalkan, Kamis (20/6/2024). Dan, diminta membawa surat keterangan pemeriksaan Nomor : 400.7/437/Pusk/TJ/V/2024.
Diketahui, dugaan pemalsuan surat kesehatan Puskesmas Tanah Jawa terjadi saat perekrutan seleksi PPK (Panitia Pemilihan Kecamatan) Tanah Jawa untuk Pilkada dan Pilgubsu.
Sementara, Kasubag Tata Usaha (KTU) pada Komisi Pemilihan Umum (KPU) Simalungun, ANS Ginting saat dikonfirmasi melalui seluler, Senin (17/6/2024) sekitar jam 15.54 WIB, mengaku belum ada dapat surat panggilan. “Kami belum ada dapat,” ucapnya.
ANS menjelaskan, yang dilampirkan PPK Tanah Jawa saat tahap pencalonan adalah, surat kesehatan pertama. “Nah, kalau yang baru itu (sukes) belum pernah saya terima,” jelasnya.
Disinggung mengenai surat kesehatan yang pertama dilampirkan bukan diterbitkan Puskesmas Tanah Jawa. ANS mengatakan, itu kurang tau. “Kalau dilihat dari suratnya, ada tanda tangan dan stempelnya,” katanya.
Kembali ditanya, apakah pernah ditelepon pihak Puskesmas Tanah Jawa? ANS bilang,
Ditanya, apakah pernah dilakukan validasi dan verifikasi pasca terkuaknya dugaan surat kesehatan palsu? ANS menyampaikan, pernah ada komunikasi. “Saya sampaikan, soal itu asli atau palsu, bukan ranah kami,” ujarnya.
Menurut ANS, itu ranah Kepolisian dan hanya menerima berkas saat pendaftaran serta melakukan verifikasi, ada atau tidak. “Ke puskesmas tidak (validasi dan verifikasi). Tapi, kalau yang diduga memalsukan surat kesehatan sudah pernah dipanggil,” ungkapnya.
ANS menyebutkan, yang dipanggil untuk mengklarifikasi saat itu dua orang saat ini anggota PPK Tanah Jawa. “Salah satunya, Ade Fahrizal Koto. Sudah pernah dipanggil memang, klarifikasi,” sebutnya.
Hasilnya, lanjut ANS, begitu mengetahui itu katanya surat kesehatan palsu. Mereka langsung mengurus kembali. ” tambahnya.
Sebelumnya, Kepala Puskesmas Tanah Jawa, dr Widya Stuti Saragih melalui pesan singkat, Sabtu (7/6) sekira jam 14.04 WIB, membenarkan telah dipanggil dan dimintai keterangan oleh penyidik. “Sudah bang,” balasnya.
Yang dipanggil untuk dimintai keterangan tak hanya, dr Widya Stuti Saragih. Tapi, ada beberapa orang lainnya dari Puskesmas Tanah Jawa. “Ada beberapa orang dipanggil bang. Lama jugalah bang,” tulis Kapus.
Karyawati selaku KTU Puskesmas Tanah Jawa ketika ditemui sebelumnya, Senin (27/5) sekira jam 12.24 WIB, mengaku sebagai saksi. “Laporan kemarin tanggal 8 Mei. Karena, saya juga sebagai saksi belum dipanggil,” jelasnya.
Menurut Karyawati, selain dirinya. Seorang rekannya, Nurlela juga turut menjadi saksi. “Yang bapak beritakan benar. Kalau gak benar, saya jawab,” ucapnya.
Karyawati mengaku, pasca terungkapnya surat kesehatan (sukes) dipalsukan. Ada yang mengurus surat kesehatan baru langsung kepada Kepala Puskesmas Tanah Jawa. “Kalau sesuai prosedur, kan gak mungkin kita menolak.
Ditanya, kenapa bisa ada stempel di tangan, Dian Faqih? Karyawati menjelaskan, format pada surat kesehatan palsu tersebut menirukan naskah saat pemilihan presiden.
“Dian Faqih ini juga menjadi peserta PPS. Kalau pernah (sebelumnya memalsukan) tidak tau. Mungkin ketika pilpres, diduplikatnya lagi. Karena formatnya sama. Mungkin dicetaknya sendiri,” jawabnya.
Disinggung mengenai informasi, Dian Faqih pernah dipekerjakan di Bagian Tata Usaha Puskesmas Tanah Jawa. Karyawati mengatakan, bukan dipekerjakan. Melainkan operator dengan gaji lepas.
“Kami minta tolong, dua bulan waktu itu. Kebetulan mau akreditasi. Jadi, kami cari IT mana yang jago. Karena ku kenal, IT-nya bagus dan dia minta – minta carikan kerja. Kalau sebelumnya dia di KUA,” katanya. (di)
Discussion about this post