PENA24JAM, SIMALUNGUN – Satu set meja dan bangku (meubiler) seharga Rp10 juta yang dipasok ke sekolah seperti SD Negeri Model 091522 Marubun, Kecamatan Tanah Jawa, Kabupaten Simalungun, Sumut, disebut sudah dibayar.
“Sudah dibayar itu meja sama bangkunya. Langsung sama Situmorang Kabid itu,” sebut seorang kepala sekolah melalui seluler, Jumat (20/5/2022).
Biaya meja sebanyak 12 unit dan 24 bangku tersebut dibayarkan SD Negeri Model 091522 Marubun dikatakan melalui rekening. “Dari rekening pembayarannya. Langsung kepala sekolahnya yang mentransfer,” katanya.
Sementara, Wakil Ketua DPRD Simalungun, Samrin S Girsang saat diminta tanggapan melalui pesan singkat, Jumat (20/5/2022) menyampaikan, tidak masuk akal harganya. “Kalau di angka 4 juta sudah paten kali itu,” balas Samrin.
Terkait itu, lanjut Samrin, DPRD Simalungun lewat Komisi IV bidangi pendidikan akan mendalami dan memanggil untuk meminta penjelasan. “Harus kita dalami,” balasnya lagi.
Sementara, anggota Komisi IV, Bernhard Damanik ketika diminta tanggapan menjelaskan, sepanjang meubiler itu dibutuhkan tidak masalah. “Akan tetapi, jangan menjadi mubazir,” jelasnya.
Bernhard menyampaikan, karena itu diharapkan, Dinas Pendidikan Simalungun agar benar-benar mengevaluasi meubiler. “Jika masih bisa dilakukan pemeliharaan, untuk apa membeli yang baru,”kata Bernhard.
Sebelumnya, Kepala SD Negeri Model 091522 Marubun, Rahman Sahrul Panjaitan tidak ada di kantornya ketika akan dikonfirmasi, Kamis (19/5/2022). “Gak ada. Lagi rapat,” ucap dua guru mengaku boru Girsang dan marga Nainggolan.
Disinggung mengenai meja dan bangku. Kedua guru tersebut membenarkan ada. “Itu di dalam perpustakaan. “Sebelum lebaran itu dimasukan,” ucap kedua guru yang seorang memakai batik.
Ditanya siapa pemasok meja dan bangku tersebut? Kedua guru itu mengaku tidak tau. “Gak pernah kami campuri. Besoklah kalian datang,” ucap guru tersebut.
Sedangkan, operator yang mengaku bermarga Lingga bersama seorang guru bermarga Sinaga dan berpakaian biasa saat ditemui di perpustakaan membenarkan meja serta bangku tersebut baru dipasok. “Itu beli sendiri. Bukan dipesan,” ucap operator.
Ditanya dibeli dari mana? Operator tersebut justru mengaku tidak tau. “Gak tau,” elaknya sembari kembali bersandar ke bangku yang diduduki dan bermain scater. (rd)
Discussion about this post