PENA24JAM.COM, MEDAN – Badan Pangan Nasional (Bapanas) membutuhkan sinergi berbagai pihak untuk menyelamatkan pangan nasional Indonesia. Targetnya, stop boros pangan!
“Membangun kesadaran masyarakat dalam mengonsumsi dan mengolah pangan secara bijak,” ungkap Direktur Kewaspadaan Pangan dan Gizi Bapanas, Nita Yulianis, diwakili Diena Amalya, dalam ‘Pertemuan Koordinasi Gerakan Selamatkan Pangan Tahun 2023’ di Hotel Grand Kanaya, Jalan Darussalam No 12 Medan, Selasa (24/10/2023).
Ia meyakini, kolaborasi yang dibangun tersebut mampu mencegah adanya food waste (makanan berkualitas dan layak konsumsi, tapi dibuang) yang masih terjadi di tengah masyarakat.
Hal ini sejalan dengan arahan Kepala Bapanas, Arief Prasetyo Adi, yang menyatakan urusan pangan harus kolaboratif. “Urusan pangan membutuhkan kolaborasi berbagai pihak, mulai akademisi, pelaku usaha, pemerintah, hingga media massa,” ucapnya.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura (Ketapang TPH) Sumut, H Rajali diwakili Sekretaris Dinas, Hj Lusyantini menyambut positif kegiatan ini. Menurutnya, Gerakan Selamatkan Pangan akan membantu masyarakat yang memiliki daya beli minim mendapatkan pangan secara lebih baik.
“Jangan membuang makanan lagi, karena masih banyak warga lain yang membutuhkan,” katanya saat membuka kegiatan.
Lusyantini melanjutkan, warga Sumut tergolong banyak dalam mengonsumsi beras, yakni berkisar 114-184 kilogram per kapita per tahun. Padahal, tidak semua kabupaten/kota di Sumut memiliki kelebihan pangan, sehingga ‘Gerakan Selamatkan Pangan’ menjadi hal penting untuk segera dilakukan.
Peran para pegiat pangan, salah satunya organisasi sosial bernama Aksata Pangan, sangat dibutuhkan untuk mendistribusikan pangan berlebih ke warga lain yang kurang mampu.
“Saya sudah lama mengenal Laras sebagai aktivis Aksata Pangan yang rutin membagikan makanan, khususnya nasi melalui program ‘Jumat Berkah’,” sebut Lusyantini.
Ia juga mengklaim, telah memanfaatkan bahan pangan seperti sayur dan buah yang tidak layak konsumsi untuk dijadikan pupuk kompos. “Saya sudah buat itu untuk menyuburkan tanaman,” pungkasnya.
Di sela kegiatan, Kepala Bidang Ketahanan Pangan Dinas Ketapang TPH Sumut, Ahmad Fauzan, menyatakan, gerakan ini merupakan kolaborasi pihak Bapanas dan stakeholder untuk menurunkan kerawanan pangan dan gizi. Salah satu upayanya dengan mencegah terjadinya food waste dan mendonasikan pangan berlebih kepada masyarakat yang membutuhkan.
“Pertemuan koordinasi hari ini dihadiri 25 peserta dari lima kabupaten/kota yang menjadi pelaksana Program Genius (Gerakan Edukasi dan Pemberian Pangan Bergizi untuk Siswa, red) serta institusi terkait seperti Dinas Pariwisata, Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan, BPOM, PHRI, pegiat pangan dan pelaku usaha,” urainya.
Lima daerah dimaksud yakni Binjai, Tebingtinggi, Langkat, Deliserdang dan Serdangbedagai. (sgh/ril)
Discussion about this post