PENA24JAM.COM, MEDAN – Menyusul adanya isu beras bersintetis. Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan Kota Medan sidak ke pasar tradisional di Pasar Pringgan Jalan Iskandar Muda, Kecamatan Medan Baru, Sumut.
Hasil sidak, Gelora Kurnia Putra Ginting bersama tim mendatangi 8 toko. Lima di antaranya, Toko Ruko 15, Toko Sekawan, Toko Maju, Sinar Harapan dan Toko Makmur Jaya. Dari sana, dibawa sampel beras eceran dan kemasan dengan berbagai merk yang beredar untuk diuji di laboratorium selama tiga hari.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan (Ketapang) Kota Medan Gelora Kurnia Putra Ginting menjelaskan, sidaknya kali ini merupakan rutinitas yang kerap dilakukan timnya. Tetapi, lebih fokus dengan isu yang meresahkan ini.
“Jadi tadi dari satu toko kita ambil sampel ada dua atau tiga merk beras yang berbeda dengan jenis premium, yang medium tidak ada,” kata Gelora Putra Ginting di Pasar Pringgan Jalan Iskandar Muda, Rabu (11/10/2023).
Ia mengimbau kepada masyarakat jangan cepat berasumsi dengan adanya beras sintetis yang beredar, terlebih lagi beras yang jenis Stabilisasi Pasokan Harga Pangan (SPHP) yang dikeluarkan pemerintah dan beredar dipasaran saat ini.
“Atas keresahan masyarakat, makanya kita mengantisipasi hal tersebut dan turun langsung mengecek di pasar yang sama dengan pengakuan seorang ibu yang membeli beras di pasar pringgan ini, yang diduga mengandung sintetis dengan harga yang relatif murah, hingga menimbulkan kecurigaan,” jelasnya.
Sementara itu, salah satu distributor beras yang tak mau disebutkan namanya mengaku memperoleh beras dari berbagai agen, ada yang dari agen ke agen bahkan ada yang langsung dari kilang padi.
“Saya kurang tahu mengenai beras yang ada karetnya, penjualan sejauh ini tidak ada masalah, cuma memang daya beli yang kurang, putaran agak lambat,” tuturnya saat ditemui usai tokonya disambangi untuk diambil sampel beras dagangannya.
Sebelumnya, isu merebaknya beras sintetis ini disebabkan pengakuan seorang ibu bernama Teti yang membeli beras di pasar Pringgan Medan dengan jenis premium kemasan 10 kg yang biasa dibelinya dengan harga Rp150.000, namun saat dibeli malah turun Rp5000 menjadi Rp145.000 per kg.
Curiga dengan hal diatas, maka dirinya mencoba memasak beras tersebut dan membuat kepalan dari beras yang dibelinya dari pasar pringgan dan benar saja, beras tersebut mendal seperti bola karet. Apalagi saat dimasak tercium aroma plastik, namun kebenaran dari isu ini masih perlu ditelusuri oleh pihak terkait dan uji sampel beras akan terjawab 3 hari mendatang. (sgh)
Discussion about this post